13 Mei 2012

Menyikapi Susu Formula Bayi yang Terkontaminasi Enterobacter

Belakangan ini masyarakat resah karena beredarnya hasil penelitian Dr. Sri Estuningsih dari Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB), yang mengungkapkan sebanyak 22,73 persen susu formula (dari 22 sampel) dan 40 persen makanan bayi (dari 15 sampel) yang dipasarkan antara April-juni 2006 telah terkontaminasi Enterobacter sakazakii, yang menghasilkan enterotoksin tahan panas dan menyebabkan enteritis (peradangan saluran cerna), sepsis (infeksi peredaran darah otak) dan meningitis (infeksi pada lapisan urat saraf tulang belakang dan otak) pada bayi mencit.
Center for Disease Control and Prevention Amerika Serikat melaporkan terjadi infeksi fatal yang disebabkan bakteri ini pada bayi baru lahir yang dirawat di ICU. Selain bayi yang dirawat Di ICU, bayi dengan berat lahir rendah dan bayi premature yang dirawat di ruang khusus (tidak mendapat ASI dari ibunya karena dirawat di ruang khusus) juga mempunyai risiko yang lebih besar untuk terinfeksi bakteri ini bila diberikan susu formula yang tidak steril.
Tahun 2005 World Health Assembly (WHA) mengeluarkan resolusi agar WHO dan FAO menyiapkan pedoman, pesan edukasi dan pelabelan produk tentang penyiapan dan penanganan susu formula terkait dengan adanya kemungkinan cemaran mikroba E. sakazakii pada susu formula.
Yang perlu kita cermati di sini bahwa susu formula bayi bukanlah produk steril, sehingga dalam penggunaannya serta penyimpanannya perlu perhatian khusus untuk menghindari kejadian infeksi karena mengkonsumsi produk tersebut.
Berikut beberapa saran untuk mengurangi risiko infeksi:
Buat susu dalam jumlah yang cukup untuk satu kali minum Setelah dibuat, susu harus segera diminum
Jangan menyimpan susu yang telah dibuat lebih dari 4 jam (misalnya disimpan dalam tas selama bepergian)
Jaga kebersihan botol dan dot dengan merebusnya setelah dicuci
Apabila dalam menyiapkan susu kita selalu melakukan upaya untuk mencegah perkembang biakan bakteri, maka kemungkinan anak sakit akibat terinfeksi bakteri dalam susu sangat kecil, dikarenakan jumlah bakteri yang ada tidak cukup untuk mengakibatkan sakit (jangan lupa, kita hidup berdampingan dengan bakteri yang berada disekeliling kita).
Satu hal lagi yang perlu kita ingat adalah, makanan terbaik untuk bayi adalah air susu ibu. Jadi usahakan untuk hanya memberikan ASI dalam 6 bulan pertama kehidupan si kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar